Peramalan
BAB
I. PENDAHULUAN
Prediksi atau bisa juga disebut peramalan adalah
suatu proses untuk memperkirakan nilai pada masa yang akan datang dengan
menggunakan data masa lalu. Prediksi menunjukkan apa yang akan terjadi pada
suatu keadaan tertentu dan merupakan input bagi proses perencanaan dan
pengambilan keputusan. Metode peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika.
Salah
satu metode peramalan adalah deret waktu. Metode ini disebut sebagai metode
peramalan deret waktu karena memiliki karesteristik bahwa data yang di analisis
bersifat deret waktu. Periode waktu dari deret waktu dapat berupa tahunan,
mingguan, bulanan, semesteran, kuartal dan lain-lain. Jenis pola data sangat
penting untuk diketahui karena akan berpengaruh terhadap hasil ramalan.
Beberapa literatur menyebutkan,bahwa pola data cenderung akan berulang pada
periode waktu mendatang. Identifikasi pola terhadap data deret waktu juga
berfungsi untuk menentukan metode yang akan digunakan untuk menganalisa data
tersebut.
1.1. Tinjauan Permasalahan
Sering
terdapat waktu tenggang antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan
mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ini merupakan
alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau
sangat kecil, maka perencanaan tidak diperlukan. Jika waktu tenggang ini
panjang dan hasil peristiwa akhir tergantung pada faktor-faktor yang dapat
diketahui, maka perencanaan dapat memegang peranan penting. Dalam situasi seperti
itu peramalan diperlukan untuk menentukan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau
timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan.
Salah satu metode yang
dapat dipakai dalam peramalan data time series ini adalah metode pemulusan.
Dari metode pemulusan ini variasi-variasi yang ada dibawa ke variasi trend.
Secara konsep variasi trend adalah suatu gerakan kecenderungan naik atau turun
dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke
waktu dan nilainya cukup rata (smooth). Model trend biasa digunakan untuk memprediksi suatu persoalan
(membuat ramalan jangka panjang), adapun bentuk umum dari model trend linier
ini dinyatakan dengan persamaan y = a + bx
y:
Nilai trend untuk setiap unit x
a : intercept (nilai trend y pada saat x = 0)
x: Unit waktu tertentu b :
Koefisien trend
Metode yang umum digunakan untuk
menggambarkan garis trend adalah
1.
Metode Tangan Bebas
2.
Metode Setengah Rata-rata
3.
Metode Kuadrat Terkecil
4.
Metode Rata-rata Bergerak
1.2.
Tujuan
Pada makalah kali ini akan mencoba
meramalkan tentang jumlah kasus Flu Burung yang ada di Indonesia. Data yang
disajikan adalah data kasus Flu Burung dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2011
di Indonesia. Dari data yang ada tersebut akan dicoba melakukan peramalan
dengan metode trend tentang kasus ini pada tahun-tahun yang akan datang. Metode
yang dipergunakan untuk mendapatkan garis trend yaitu:
1. Free
Hand Method (metode tangan bebas)
2. Metode Setengah Rata-Rata (semi
rata-rata)
3. Metode Kuadrat Terkecil
Dari hasil peramalan untuk tahun berikutnya dari setiap
metode nantinya akan kita uji kekuatannya sehingga dapat kita bandingkan metode
mana yang lebih akurat untuk dipergunakan. Data yang akan kita analisis dan
dilakukan peramalan adalah:
Data
Jumlah Kasus Flu Burung di Indonesia
Tahun
2004-2011
II. PERAMALAN
Metode prediksi
time series adalah suatu metode yang digunakan untuk memprediksi nilai masa
depan dengan menggunakan nilai masa lalu dari suatu variable dan/atau kesalahan
masa lalu. Dengan menggunakan data masa lalu, metode time series memberi asumsi
bahwa beberapa pola atau kombinasi pola akan berulang sepanjang waktu. Dengan
mengidentifikasi dan mengekstrapolasi pola tersebut dapat dilakukan prediksi
untuk masa yang akan datang. Prediksi time series pada dasarnya digunakan untuk
melakukan analisis data yang mempertimbangkan pengaruh waktu. Data-data yang
dikumpulkan secara periodik berdasarkan urutan waktu, bisa dalam jam, hari,
minggu, bulan, kuartal dan tahun, bisa dilakukan analisis menggunakan metode
analisis data deret waktu. Selain itu pada analisis data deret waktu bisa
dilakukan peramalan data beberapa periode ke depan yang sangat membantu dalam
menyusun perencanaan ke depan. Berbeda dengan prediksi data non-time-series
yang merupakan suatu prediksi yang meramalkan nilai masa depan dengan
menggunakan data masa lalu tanpa mempertimbangkan pengaruh waktu.
Dari
data jumlah kasus flu burung di Indonesia dari tahun 2004-2011 dapat kita
sajikan terlebih dahulu dalam grafik titik sebagai berikut:
2.1.
Metode Tangan Bebas (Free Hand Methode)
Metode ini menggunakan
pendekatan garis lurus yang ditarik mendekati titik-titik koordinat yang sudah
diketahui. Tujuan dari penarikan garis lurus tersebut adalah untuk dapt
mewakili data-data yang ada. Pada data jumlah kasus flu burung
di Indonesia dari tahun 2004-2011
dapat kita analisa dengan metode ini dengan persamaan y’ = a + bx sebagai
berikut: Data yang kita pergunakan untuk mewakili adalah (1,9) dan (8,52)
X1
= 1 Y1 = 9 ------ >
9 = a + b
X2
= 8 Y2 = 51 ----- > 51 = a + 8b
Diperoleh:
9 = a + b dari b = 6 maka, 9 =
a + (6)
51
= a + 8b
a = 9 - 6 a
= 3
-42
= -7b
b = 6 diperoleh persamaan y’ = 3 + 6x
|
x
|
y
|
y’ = 3 + 6x
|
(y-y’)
|
(y-y’)²
|
2004
|
1
|
9
|
9
|
0
|
0
|
2005
|
2
|
20
|
15
|
5
|
25
|
2006
|
3
|
55
|
21
|
34
|
1156
|
2007
|
4
|
42
|
27
|
15
|
225
|
2008
|
5
|
15
|
33
|
-18
|
324
|
2009
|
6
|
38
|
39
|
-1
|
1
|
2010
|
7
|
47
|
45
|
2
|
4
|
2011
|
8
|
51
|
51
|
0
|
0
|
∑
|
|
1735
|
Kekuatan Peramalan
Kekuatan peramalan dengan menggunakan metode tangan bebas
ini adalah ∑ (y-y’)² = 1735
Sedangkan garis y’ = 3 + 6x dapatdigambarkan sebagai
berikut
2.2. Metode Semi
Rata-Rata
Pada metode ini dari sekelompok data dibagi menjadi 2 (dua)
bagian yang sama, jika jumlah datanya ganjil, maka data yang ditengah dapat
dihilangkan.
|
y
|
x
|
Koordinat rata-rata
|
y’ = 29,16 +
1,56x
|
(y-y’)
|
(y-y’)²
|
2004
|
9
|
0
|
|
29,16
|
-20,16
|
406,4
|
2005
|
20
|
1
|
(1.5 , 31.5)
|
30,72
|
-10,72
|
114,9
|
2006
|
55
|
2
|
32,28
|
22,72
|
516,2
|
|
2007
|
42
|
3
|
|
33,84
|
8,16
|
66,6
|
2008
|
15
|
4
|
|
35,40
|
20,40
|
416,2
|
2009
|
38
|
5
|
(5.5 , 37.75)
|
36,96
|
1,04
|
1,1
|
2010
|
47
|
6
|
38,52
|
8,48
|
71,9
|
|
2011
|
51
|
7
|
|
40,08
|
10,92
|
119,2
|
∑
|
|
1712.5
|
y’ = a + bx
X1 = 1,5 Y1 = 31,5 ----- >
31,5 = a + 1,5 b
X2 = 5,5 Y2 = 37,75 ----- > 37,75 = a + 5,5 b
31,5 = a + 1,5 b dari b = 1,56 maka,
31,5 = a + 1,5 (1,56)
37,75
= a + 5,5 b 31,5
= a + 2,34
-6,25 = -4 b
a = 29,16
b =
1,56 diperoleh persamaan y’
= 29,16 + 1,56x
Kekuatan peramalan dengan menggunakan metode semi
rata-rata ini adalah ∑ (y-y’)² = 1712,5
Sedangkan garis y’
= 29,16 + 1,56x dapat digambarkan
sebagai berikut
2.3. Metode Kuadrat Terkecil
Y’ dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan y’ = a + bx , kemudian nilai a dan b
dapat diperoleh dengan menggunakan persamaaan
a
= y – bx , , x
1.
Menggunakan
nilai tanda
|
y
|
x
|
(x.y)
|
x²
|
y’ = 34,625 + 2,083 x
|
(y-y’)
|
(y-y’)²
|
2004
|
9
|
-7
|
-64
|
49
|
20,1
|
-11,1
|
123,3
|
2005
|
20
|
-5
|
-100
|
25
|
24,2
|
-4,2
|
17,7
|
2006
|
55
|
-3
|
-165
|
9
|
28,4
|
26,2
|
686,5
|
2007
|
42
|
-1
|
-42
|
1
|
32,6
|
9,4
|
88,4
|
2008
|
15
|
1
|
15
|
1
|
36,7
|
-21,7
|
470,9
|
2009
|
38
|
3
|
114
|
9
|
40,9
|
-2,9
|
8,5
|
2010
|
47
|
5
|
235
|
25
|
45,1
|
1,9
|
3,7
|
2011
|
51
|
7
|
357
|
49
|
49,2
|
1,8
|
3,3
|
∑
|
277
|
0
|
350
|
168
|
277,2
|
|
1402,3
|
a = y
=
∑y/n , n = 8
= 277/8
b
= 2,083 a = 34,625
Sehingga
persamaan y’ = 34,625 + 2,083 x
Kekuatan peramalan dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil dengan menggunakan nilai tanda adalah ∑
(y-y’)² = 1402,3
2.
Menggunakan
nilai x
|
y
|
x
|
(x.y)
|
x²
|
y’ = 15,7 + 4,2 x
|
(y-y’)
|
(y-y’)²
|
2004
|
9
|
1
|
9
|
1
|
19,9
|
-10,9
|
118,9
|
2005
|
20
|
2
|
40
|
4
|
24,1
|
-4,1
|
16,9
|
2006
|
55
|
3
|
165
|
9
|
28,3
|
26,7
|
712,9
|
2007
|
42
|
4
|
168
|
16
|
32,5
|
9,5
|
90,3
|
2008
|
15
|
5
|
75
|
25
|
36,7
|
-21,7
|
470,9
|
2009
|
38
|
6
|
228
|
36
|
40,9
|
-2,9
|
8,5
|
2010
|
47
|
7
|
329
|
49
|
45,1
|
1,9
|
3,7
|
2011
|
51
|
8
|
408
|
64
|
49,3
|
1,7
|
2,9
|
∑
|
277
|
36
|
1422
|
204
|
276,8
|
|
1425
|
|
a = y – bx ,
x
|
Sehingga, diperoleh:
a = y – bx
= 34,6 – (4,2)
4,5
= 34,6 – 18,9
= 15,7
y’
= 15,7 + 4,2 x
Kekuatan peramalan dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil dengan menggunakan nilai x adalah ∑ (y-y’)² = 1425
III. KESIMPULAN
Analisis
data deret waktu berfungsi sebagai peramalan terhadap kondisi pada masa yang
akan dating. Di dalam ilmu statistik, peramalan dapat menggunakan metode
pendekatan garis trend. Metode yang dipergunakan untuk mendapatkan garis trend
yaitu:
1.
Free Hand Method (metode tangan
bebas)
2.
Metode Setengah Rata-Rata (semi rata-rata)
3.
Metode Kuadrat Terkecil
Pada kasus data jumlah kasus flu burung di
Indonesia dari tahun 2004-2011dengan ketiga metode untuk mendapatkan garis
trend tersebut diperoleh kekuatan peramalan ∑
(y-y’)² sebagai berikut:
1.
Free Hand Method (metode tangan
bebas) , ∑
(y-y’)² = 1735
2.
Metode Setengah Rata-Rata (semi rata-rata) ,
∑ (y-y’)² = 1712,5
3.
Metode Kuadrat Terkecil
a. Dengan menggunakan nilai tanda , ∑ (y-y’)² = 1402,3
b.
Dengan menggunakan nilai x , ∑ (y-y’)² = 1425
Karena
∑ (y-y’)² metode kuadrat terkecil
dengan menggunakan nilai tanda lebih kecil dari ∑ (y-y’)² menggunakan metode yang
lain, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan peramalan menggunakan metode
kuadrat terkecil dengan menggunakan nilai tanda memiliki kekuatan peramalan
paling kuat sehingga tingkat kesalahan peramalannya paling kecil.
Populasi dan Sampel
dalam Metode Penelitian
A. Metode Penelitian
Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah
dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian
dari usaha pemecahan masalah. Fungsi penelitian adalah untuk mendapatkan
penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi
kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan
jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana
halnya dalam penelitian dasar (basic
research) dan dapat pula sangat konkret dan spesifik seperti biasanya
ditemui pada penelitian terapan (applied
research). Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi
yang siap pakai untuk penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan
bagi pengembangan model atau teori yang menunjukkan semua variable terkait
dalam suatu situasi dan berhipotesis mengenai hubungan di antara
variable-variabel tersebut. Oleh karena itu tidak jarang pemecahan permasalahan
baru dapat dicapai lewat pemaduan hasil beberapa penelitian yang berkaitan.
Tahap-tahap Penelitian
Pada umumnya suatu penelitian dapat diperinci dala tujuh
tahap yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan. Dengan kata lain
masing-masing tahap itu saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahap-tahap
yang lain. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih
bijaksana dalam mengambil keputusan pada setiap tahap penelitian. Adapun tujuh
tahap itu sebagai berikut :
a. Perencanaan.
Perencanaan meliputi
penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan merencanakan
strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data bagi penelitian itu. Hal
ini harus dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap konsep dan
hipotesis yang akan mengarahkan peneliti yang bersangkutan dan penelaahan
kembali terhadap literatur termasuk penelitian yang pernah dilakukan orang
sebelumnya yang berhubungan dengan judul dan masalah penelitian yang
bersangkutan. Tahap ini merupakan tahap penyusunan “term of reference” (TOR).
b. Pengkajian secara teliti terhadap rencana
penelitian.
Tahap ini merupakan
pengembangan dari tahap perencanaan. Di sini disajikan lagi latar belakang
penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode atau
prosedur analisis dan pengumpulan data. Tahap ini meliputi pula penentuan macam
data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pokok penelitian. Tahap ini
merupakan tahap penyusunan usulan proyek penelitian.
c. Pengambilan contoh (sampling).
Ini adalah proses pemilihan
sejumlah unsur / bagian tertentu dari suatu populasi guna mewakili seluruh
populasi itu. Dalam tahap ini peneliti harus secara teliti membuat definisi
atau rumusan mengenai populasi yang akan dikaji. Rencana pengambilan contoh itu
terdiri dari prosedur pemilihan unsur-unsur populasi dan prosedur menjadikan
atau mengubah data dari hasil sampel untuk memperkirakan sifat-sifat seluruh
populasi. Tantangan yang harus dihadapi dalam penyusunan rencana pengambilan
contoh ini adalah bagaimana kita dapat mengikuti sedemikian rupa prosedur yang
kita miliki dengan keadaan setempat dan dengan sumber daya yang tersedia
sementara tetap mempertahankan kebaikan atau keuntungan dari sampel.
d. Penyusunan daftar pertanyaan.
Ini merupakan proses
penterjemahan tujuan-tujuan studi ke dalam bentuk pertanyaan untuk mendapatkan
jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan. Sebenarnya ini merupakan proses
coba-coba (trial and error) yang
membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan
macam pertanyaan serta urutan dari masing-masing pertanyaan. Tidak ketinggalan
pula adalah upaya bagaimana agar orang-orang yang diwawancarai (responden) dengan senang hati mau
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan tetap senang dalam memberikan
jawaban-jawaban.
e. Kerja lapangan.
Tahap ini meliputi pemilihan
dan latihan para pewawancara, bimbingan dalam wawancara serta pelaksanaan
wawancara. Ini dapat meliputi pula berbagai tugas yang berhubungan dengan
pemilihan lokasi sampel dan pretesting daftar pertanyaan. Kerja lapangan ini
tidak akan diperlukan bila kita menggunakan cara wawancara lewat telepon atau
surat.
f. Editing dan coding.
Coding adalah proses
memindahkan jawaban yang tertera dalam daftar pertanyaan ke dalam berbagai
kelompok jawaban yang dapat disusun dalam angka dan ditabulasi. Editing
biasanya dikerjakan sebelum coding agar pelaksanaan coding dapat sesederhana
mungkin. Editing juga meneliti lagi daftar pertanyaan yang telah diisi apakah
yang ditulis di sitibenar atau sudah sesuai dengan yang dimaksud.
g. Analisis dan laporan.
Ini meliputi berbagai tugas
yang saling berhubungan dan terpenting pula dalam suatu proses penelitian.
Suatu hasil penelitian yang tidak dilaporkan atau dilaporkan tetapi dengan cara
yang kurang baik tidak akan ada gunanya. Tugas yang dikerjakan pada tahap ini
ialah penyajian tabel-tabel dalam bentuk frekuensi distribusi, tabulasi sialng
atau dapat pula berupa daftar yang memerlukan metode statistik yang kompleks
kemudian interpretasi dari penemuan-penemuan itu atas dasar teori yang telah
kita ketahui.
B. Populasi dan Sampel
Salah
satu tahap yang paling penting dalam metode penelitian adalah penentuan
populasi dan sampel. pada kenyataannya banyak penelitian dilakukan menggunakan
sampel walaupun jenis penelitiannya termasuk dalam penelitian deskriptif yang
tentunya tidak memerlukan generalisasi hasil. Alasan penggunaan sampel dalam
penelitian lebih ditujukan ke arah penghematan yang dikaitkan dengan
pengambilan datanya di lapangan yang seringkali memakan banyak waktu, tenaga
dan biaya. Menurut Romy Kountur dalam bukunya metode penelitian (1989:137)
bahwa populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang menjadi
perhatian penelitian. Objek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda,
system dan lain-lain. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian pada
seluruh anggota dari populasi karena terlalu banyak, oleh karena itu kita dapat
menggunakan sampel.
Populasi
merupakan
keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya yang
menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian. Apabila kita lihat definisi
tersebut, pengertian populasi bisa sangat beragam sehingga kita harus mendefinisikan
populasi tersebut dengan jelas dan tepat. Pengertian populasi di sana bersifat
relatif, pendefinisiannya tergantung dari si Peneliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedang sampel
adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiono, 2006:90).
Dengan demikian, batasan ruang lingkup
dari populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas dan tepat,
karena semua kesimpulan yang nantinya akan diperoleh dari hasil penarikan
contoh (sampel) hanya berlaku untuk populasi yang dimaksud, bukan untuk
populasi yang berada diluar batasan ruang lingkup yang diberikan.
Populasi
digunakan bila penelitian ingin mengetahui secara pasti keadaan populasi
sesungguhnya yang memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi dan sumber
informasi bersifat heterogen, dimana sifat dan karakteristik masing-masing
sumber sulit dibedakan (Margono, 1997 : 120). Populasi dapat dibagi berdasarkan
keadaan (kompleksitasnya) dan berdasarkan ukurannya. Menurut keadaannya
populasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Populasi Homogen, dan Populasi
heterogen. Berdasarkan ukurannya, populasi juga dibagi menjadi dua bagian yaitu
Populasi terhingga, dan Populasi tak terhingga.
Populasi berdasarkan keadaannya:
a. Populasi
Homogen: populasi
dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti
memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Karakteristik
seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan, dsb.
Apabila kita ingin mengetahui manis tidaknya secangkir kopi, cukup dengan
mencoba setetes cairan kopi tersebut. Setetes cairan kopi sudah bisa mewakili
kadar gula dari secangkir kopi tersebut.
b. Populasi
Heterogen: populasi
dikatakan heterogen apabila
unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif
berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam
penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam
kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Untuk
mengatasi populasi yang heterogen dalam melakukan penelitian, perlu adanya
pengelompokan berdasarkan karakteristiknya, sehingga dari populasi yang ada
digrupkan dalam beberapa kelompok, yang nantinya kelompok-kelompok tersebut
akan homogen dalam kelompoknya, tetapi kelompok-kelompok tersebut sangat
heterogen diantara kelompoknya.
Populasi berdasarkan ukurannya:
Populasi
terhingga: Populasi dikatakan terhingga bilamana anggota populasi
dapat diperkirakan atau diketahui secara pasti jumlahnya, dengan kata lain,
jelas batas-batasnya secara kuantitatif, misalnya:
- Tinggi penduduk yang ada di kota tertentu
- Panjang ikan di sebuah danau
Populasi tak hingga: populasi dikatakan tak
hingga bilamana anggota populasinya tidak dapat diperkirakan atau tidak
dapat diketahui jumlahnya, dengan kata lain, batas-batasnya tidak dapat
ditentukan secara kuantitatif, misalnya:
- Air di lautan
- Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran.
- Banyaknya anak yang menderita kekurangan gizi
- Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik
Namun
demikian, dalam praktek kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai adanya
populasi terhingga tak terhingga,
dan hal seperti ini dibenarkan secara statistika, misalnya banyaknya orang
Indonesia yang merokok, banyaknya penduduk Indonesia sekarang, dan sebagainya.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik dari
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti semua yang
ada pada populasi, (misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu) maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk sampel
yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili)
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi itu. Bila sampel tidak
representatif, maka resiko yang dihadapi peneliti ialah tidak dapat
menyimpulkan sesuai dengan kenyataan atau membuat kesimpulan yang salah. Menurut W. Gulo dalam bukunya
Metodologi Penelitian (1998:77) mengatakan bahwa sampel sering juga disebut
“contoh” yaitu himpunan bagian dari populasi. Sebagai bagian dari populasi, sampel
memberikan gambaran yang benar tentang populasi. Pengambilan sampel dari suatu
populasi disebut penarikan sampel atau sampling. Populasi yang dicari sampelnya
pada saat merencanakan suatu penelitian disebut target population, sedangkan populasi yang diteliti pada waktu
melakukan penelitian disebut sampling
population. Target population dan
sampling population dapat berbeda
sebagai konsekuensi dari perbedaan waktu antara perencanaan dan pelaksanaan
penelitian.
Di dalam buku metode penelitian
sosial (1992:12) yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen dalam Negeri dan Otonomi Daerah disebutkan bahwa di dalam suatu
penelitian sosial dikarenakan jumlah biayanya yang sangat besar dan luasnya
populasi maka tidak mampu untuk meneliti seluruhnya, tetapi dapat menggunakan
apa yang disebut sampel. Keuntungan menggunakan sampel:
a. Menghemat biaya atau ongkos yang
dikeluarkan
b. Menghemat tenaga
c. Menghemat waktu
d. Data dan informasi yang diperoleh
lebih detail mengenai objek tersebut
e. Memungkinkan hasil penelitian
lebih tepat dan teliti.
Menurut
Drs M. Suparmoko di dalam buku Metode Penelitian Praktis (1992:19) dijelaskan
bahwa sampling adalah proses pemilihan beberapa objek untuk contoh dari seluruh
objek (populasi) yang akan diteliti sifat-sifatnya. Contoh yang kita ambil
merupakan bagian dari populasi dan harus dapat mewakili serta menggambarkan
karakteristik serta sifat-sifat populasinya. Sampling berbeda dengan cara
pengkajian secara keseluruhan yang dikerjakan dengan meneliti satu persatu atau
bagian demi bagian objek yang menjadi anggota populasi, cara ini disebut
sensus. Hal tersebut juga dijelaskan
oleh Drs. Sutrisno Hadi dalam bukunya yang berjudul Metode Research (1994:78)
yang mengatakan bahwa masalah sampling akan timbul jika:
a. Peneliti ingin mereduksi objek
penelitian
b. Peneliti ingin melakukan
generalisasi dari hasil-hasil penelitiannya
Reduksi
dan generalisasi adalah dua dasar penting dari setiap riset ilmiah yang tidak
meneliti semua objek, seluruh situasi, atau semua peristiwa melainkan hanya
sebagian saja.
C. Teknik Sampling
Teknik Penentuan Sampel
Untuk
memperoleh secara maksimal sampel yang representatif yang tidak didasari oleh
keinginan peneliti, ada dua teknik sampling, yaitu :
- Random Sampling ( Probability Sampling )
- Nonrandom Sampling ( Nonprobability Sampling )
Random
sampling adalah pengambilan sampel secara acak. Dalam teknik random sampling,
semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
sampai sekarang dipandang sebagai teknik yang paling baik. Untuk menentukan
anggota dalam random sampling dapat dilakukan dengan cara undian, dan lain-lain
(Sutrisno Hadi, 1980:76). Sedangkan Nonrandom sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana tidak semua individu diberi peluang yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel.
Sampel
dapat menerangkan keadaan suatu populasi pada bagian unit-unit populasi
tertentu saja. Terdapat beragam teknik penarikan sampel, berikut ini adalah
teknik sampling berdasarkan pembagian dari C.W. Churchman et al., dimana
mula-mula sampling dibagi dua yaitu desain sampling tetap (fixed sampling
design) dan Sequential Sampling.
1. Desain sampling tetap (fixed sampling design)
Desain sampling tetap, sampel
dibentuk mengikuti aturan tertentu, dan aturan ini tidak berubah-ubah selama
penarikan sampel berlaku. Desain sampling tetap dibagi dua yaitu: sampel
tanpa batasan (unrestricted random sample) dan sampel
dengan batasan-batasan (restricted random sample). Pada penarikan sampel
tanpa batasan (unrestricted random sample), sampel ditarik secara
langsung dari populasi. Populasi tidak dibagi-bagi terlebih dahulu atas
subsample, teknik ini dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu:
a) Sampel acak sederhana (simple
random sampling)
Tiap unit populasi diberi nomor,
kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara acak.
b) Sampel sistematik (sistematic
sample)
Unit dari populasi diberi nomor dan
diurutkan, kemudian ditentukan nomor sebagai titik tolak menarik sampel.
Contohnya adalah jika kita menarik sampel dengan kelipatan 5, maka sampel
kemudian adalah sampel ke-10, sampel ke-15, dan seterusnya.
Sedangkan pada penarikan sampel dengan batasan (restricted
random sampling), sampel ditarik dari populasi yang telah
dikelompokkan. Mula-mula sampel dikelompokkan terlebih dahulu sampai ditarik
dari masing-masing kelompok tersebut. Analoginya adalah kita dapat membuat
pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin, interval umur, profesi, tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan, dan lain-lain. Restricted Sampel dibagi
kembali atas:
a) Multiple Stage Sample
Sampel ditarik dari kelompok
populasi, tetapi tidak semua anggota populasi menjadi anggota sampel. Pada tiap
kelompok populasi kita pilih sejumlah anggota tertentu untuk menjadi anggota
sampel dengan jumlah yang sama, atau sebanding dengan besar relative anggota
kelompok populasi yang masuk ke dalam sub sampel.
b) Stratified Sample
Populasi dibagi ke dalam kelompok
yang homogen (berdasarkan strata) terlebih dahulu, kemudian ditarik sampel dari
setiap strata.
c) Cluster Sampling
Populasi dibagi dahulu berdasarkan
area (cluster). Anggota tiap subpopulasi tiap cluster tidak harus
homogen, beberapa cluster dipilih dulu sebagai sampel, kemudian dipilih
lagi anggota unit dari sampel cluster diatas.
d) Stratified Cluster Sampling
Sampel ditarik dengan teknik
kombinasi antara stratified sampling dan cluster sampling.
2.
Desain sampling skuensial (sequential
sampling design)
Berbeda halnya dengan desain sampling tetap, jika dalam
penarikan sampel tidak sama selama penarikan sampel berlangsung, maka desain
sampling disebut sekuensial. Sampling sekuensial dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu: (a) menarik sampel secara bertingkat, dan (b) dengan
mengamati satu persatu anggota-anggota populasi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pasal 1 Perpres 54 Tahun 2010 yang dimaksud dengan pengadaan langsung adalah
Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui
Pelelangan/ Seleksi/Penunjukan Langsung. Sedangkan penunjukan langsung adalah
metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu)
Penyedia Barang/Jasa. Pengadaan langsung ditujukan untuk pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya sampai dengan 100 juta dan pengadaan tersebut untuk
kebutuhan operasional, teknologi sederhana, resiko kecil dan penyedia orang
perseorangan dan/atau badan usaha kecil.
Sedangkan untuk pekerjaan jasa
konsultansi sampai dengan 50 juta dan merupakan kebutuhan operasional. Pengadaan
langsung ini dapat dilakukan oleh ULP atau 1 orang pejabat pengadaan. Penunjukan
langsung dalam Keppres 80 Tahun 2003 belum diterangkan begitu jelas tetapi dalam Perpres 54 Tahun
2010 telah
dijelaskan secara jelas.
1.1.1. Proses Pengadaan
Jenis pengadaan ada 4 (empat) yaitu pengadaan barang, pekerjaan
konstruksi, jasa konsultansi, dan jasa lainnya. Keempat jenis pengadaan itu
merupakan ejawantah dari belanja pemerintah sesuai dengan jenis B/J yang
dibutuhkan. Namun ada salah satu bagian dari pengadaan jasa lainnya yang belum
tentu praktik belanja pemerintah, yaitu jasa pengelolaan asset. Perpres 54
menyebutkan ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan melalui pola kerja
sama pemerintah dan badan usaha swasta dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa
publik, diatur dengan Peraturan Presiden tersendiri.
Aturan terkait dengan pengelolaan asset Negara adalah Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 (PP 6/2006) tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D). Dalam PP 6/2006 diungkap
pengelolaan asset oleh pihak lain dikenal dengan istilah pemanfaatan.
Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN/D yang tidak dipergunakan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam
bentuk sewa, pinjam pakai, kerja sama pemanfaatan, dan bangun serah guna (BSG)
atau bangun guna serah (BGS) dengan tidak mengubah status kepemilikan. Semua
bentuk pemanfaatan BMN/D dilakukan oleh mitra dan akan menghasilkan pendapatan
Negara/daerah kecuali pinjam pakai.
Bentuk pemanfaatan yang menghasilkan pendapatan
Negara/daerah yang penetapan mitranya melalui tender (dengan mengikutsertakan
sekurang-kurangnya lima peserta/peminat, kecuali untuk BMN/D yang bersifat
khusus dapat dilakukan penunjukan langsung) adalah kerja sama pemanfaatan, BSG
dan BGS. Semua biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan kerja sama
pemanfaatan, BSG dan BGS tidak dapat dibebankan pada APBN/D. Dan mitra harus
membayar kontribusi tetap ke rekening kas umum negara/daerah setiap tahun
selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian
keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan, BSG dan BGS.
1.1.2. Modal
Kerja
Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang sering kali
dihadapi oleh perusahaan, karena modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan
untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya : untuk memberikan persekot
pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain, dimana uang
atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam
perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produk/jasa nya. Oleh
karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya
sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu mencapai laba
yang optimal.
Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan
adalah masalah efisiensi modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat
penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam mengelola
modal kerja dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi terhambat atau terhenti
sama sekali. Sehingga, adanya analisis atas modal kerja perusahaan sangat
penting untuk dilakukan untuk mengetahui situasi modal kerja pada saat ini,
kemudian hal itu dihubungkan dengan situasi keuangan yang akan dihadapi pada
masa yang akan datang. Dari informasi ini dapat ditentukan program apa yang
harus dibuat atau langkah apa yang harus diambil untuk mengatasinya.
Dari modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan inilah besar kecilnya
pekerjaan yang akan diterima menjadi pertimbangan tersendiri. Dengan jumlah
modal kerja yang besar maka sebuh perusahaan dapat dengan mudah menentukan
besar kecilnya pekerjaan yang akan mereka ambil. Begitu juga dengan pihak yang
memiliki atau membutuhkan jasa untuk mengerjakan sebuah pekerjaan, mereka juga
akan mengelompokkan nilai-nilai pekerjaan yang akan dilaksanakan serta
memberikan persyaratan jaminan bagi para calon rekanan.
Pengalaman menjadi faktor pertimbangan tersendiri dalam pemilihan calon
rekanan. Sebuah proyek yang besar dibutuhkan pihak pelaksana yang sudah berkompeten
di bidang ini. Kompetensi mereka dapat dibuktikan dengan pengalaman pernah
manangani proyek atau pekerjaan yang serupa dengan nilai yang mendekati sama.
Proses pengadaan barang dan jasa pada suatu instansi
pemerintah menjadi salah satu peluang yang dimiliki oleh calon rekanan untuk
mendapatkan keuntungan. Akan tetapi proses seleksi yang ketat mengharuskan
sebuah perusahaan memiliki persyaratan yang diminta serta harus mempunyai
kompetensi di dalam bidang tersebut.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada rekanan dan calon rekanan untuk melakukan persiapan dalam mengikuti proses
pengadaan di lingkungan Sekretariat Kabinet RI.
Berdasarkan gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai “HUBUNGAN
ANTARA NILAI PEKERJAAN, PENGALAMAN KERJA
DAN KETERSEDIAAN TENAGA AHLI DENGAN PEMILIHAN
PERUSAHAAN REKANAN INSTANSI PEMERINTAH“ (Studi Kasus Pada Perusahaan Rekanan pada
kurun waktu 2005-2011 di Sekretariat Kabinet).
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang permasalahan maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara nilai pekerjaan terhadap pemilihan Perusahaan
Rekanan Instansi Pemerintah di Sekretariat Kabinet?
2. Apakah terdapat hubungan antara pengalaman kerja terhadap pemilihan perusahaan
rekanan Instansi Pemerintah di Sekretariat Kabinet?
3. Apakah terdapat hubungan antara ketersediaan tenaga ahli terhadap pemilihan
perusahaan rekanan Instansi Pemerintah di Sekretariat Kabinet?
4. Apakah terdapat hubungan antara nilai pekerjaan, pengalaman kerja, ketersediaan
tenaga kerja secara bersama-sama terhadap pemilihan perusahaan rekanan Instansi
Pemerintah di Sekretariat Kabinet?
1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk dapat melaksanakan penelitian ini dengan baik dan
mengenai sasaran, maka peneliti harus mempunyai tujuan, adapun tujuan dari
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh besarnya
nilai pekerjaan, pengalaman kerja, dan ketersediaan tenaga kerja terhadap proses
pemilihan, baik secara simultan maupun secara parsial pada pada
perusahaan-perusahaan yang pernah menjadi rekanan di Sekretariat Kabinet RI
tahun 2005 – 2011.
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh nilai
pekerjaan, pengalaman kerja, dan ketersediaan tenaga kerja terhadap proses
pemilihan, baik secara simultan maupun secara parsial pada pada
perusahaan-perusahaan yang pernah menjadi rekanan di Sekretariat Kabinet RI
tahun 2005 – 2011.
2. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, antara
lain:
1. Kegunaan secara teoritis
a. Bagi penulis sebagai bahan pembanding antara teori yang didapat di
bangku kuliah dan fakta di lapangan.
b. Bagi peneliti berikutnya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.
c. Bagi pembaca merupakan bahan informasi tentang pengaruh besarnya nilai
pekerjaan, pengalaman kerja, dan ketersediaan tenaga kerja terhadap proses
pemilihan rekanan di Sekretariat Kabinet RI.
2. Kegunaan secara praktis
Hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon rekanan yang akan
bekerjasama dengan Instansi Pemerintah di Sekretariat Kabinet.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Proses Pemilihan Rekanan
Proses
pengadaan di Instansi Pemerintah diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2011. Proses pengadaan diawali dengan pengumuman lelang yang disebarluaskan melalui media massa dan
media elektronik. Jangka waktu untuk memasukkan dokumen persyaratan satu minggu
setelah pengumuman disosialisasikan.
Dari keseluruhan
berkas penawaran yang masuk dilakukan proses seleksi administrasi yang
menghasilkan calon mitra yang berhak lolos untuk melanjutkan ke tahap
kualifikasi. Hasil dari seleksi administrasi tersebut berupa penilaian tentang
kelengkapan dari dokumen penawaran. Seleksi administrasi ini berisikan tentang
pemeriksaan terhadap kelengkapan dari dokumen penawaran beserta persyaratan
yang diwajibkan oleh pihak pertama.
Kesalahan yang
ditemukan biasanya hanya kesalahan yang kecil tetapi dapat menggugurkan
penawaran tersebut. Beberapa masalah yang ditemukan antara lain kesalahan dalam
pengiriman dokumen dimana disyaratkan dokumen asli tetapi dikirimkan copy,
kurang tanda tangan dalam dokumen, dokumen tidak lengkap, dokumen tidak sesuai
dengan yang dipersyaratkan dan lain-lain. Hasil dari seleksi administrasi ini
diumumkan di depan seluruh peserta yang memasukkan penawaran dan membuka
peluang untuk melakukan sanggahan apabila terdapat ketidakpuasan dari pihak
peserta.
Setelah seleksi administrasi selesai dilakukan
selanjutnya adalah seleksi kualifikasi yaitu seleksi yang didasarkan pada kemampuan
teknis dari para peserta yang telah lolos seleksi administrasi, seleksi
kualifikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu:
2.1.1
Evaluasi Teknis
Calon mitra
atau peserta pelelangan yang berhak mengikuti evaluasi teknis ini adalah
peserta yang telah lolos dari tahap evaluasi administrasi. Persyaratan evaluasi
teknis ada 5 yaitu spesifikasi pekerjaan yang harus sesuai, peralatan pendukung
yang dimiliki harus sesuai dengan yang disyaratkan pihak kesatu, ketersediaan
tenaga ahli dengan jumlah serta tingkat pendidikan yang sesuai dengan
permintaan pihak kesatu, ketersediaan tenaga kerja di bidang konstruksi serta pengalaman
di bidang yang sama.
2.1.2
Evaluasi
Penawaran Harga
Tahapan
evaluasi yang terakhir adalah evaluasi terhadap
harga penawaran yang masuk. Syarat utama dari evaluasi adalah harga penawaran
tidak boleh melebihi PAGU dari pihak kesatu dan minimal 80% dari HPS yang
disusun oleh pihak kesatu.
Evaluasi
harga penawaran adalah tahapan terakhir dari pemilihan mitra ini. Ketika calon
rekanan sudah lolos seleksi administrasi dan evaluasi teknis maka pemilihan
mitra tergantung pada harga penawaran yang terendah dan sesuai dengan
peraturan. Oleh karena itu sudah menjadi peraturan bahwa panitia pengadaan
beserta pejabat pembuat komitmen harus menetapkan pemilik harga penawaran
terendah sebagai pemenang lelang tersebut. Apabila panitia tidak memilih
penawaran terendah maka panitia harus memberikan alasan yang masuk akal serta
dapat diterima oleh seluruh peserta dan dapat dipertanggungjawabkan pada masa
yang akan datang apabila terdapat pemeriksaan, karena apabila tidak dapat
dipertanggungjawabkan maka akan bisa dianggap merugikan keuangan negara.
2.2. Nilai
Pekerjaan
Dominasi terminologi paket pengadaan dan paket pekerjaan menunjukkan
peran penting terminologi ini dalam konteks P54/2010. Di lafal
keseharian, ketika membahas pengadaan, kita sering menambah-nambah terminologi.
Seperti paket lelang, paket penunjukan langsung, paket pengadaan langsung dan
lainnya, yang ternyata tidak ada dalam P54/2010. Ini kemudian membuat buram
pemahaman essensial tentang paket itu sendiri. Nilai paket pengadaan
terbentuk atas nilai akhir Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk satu paket
pekerjaan atau akumulasi HPS dari beberapa paket pekerjaan. Dan nilai paket
pengadaan inilah yang nantinya akan diumumkan pada dokumen pengadaan sebagai
acuan bersama pelaksanaan pengadaan yang tidak dapat dirubah apabila telah
melewati batas akhir pemasukan penawaran.
Nilai paket pengadaan ditetapkan dalam proses persiapan
yaitu perencanaan umum oleh Pengguna Anggaran (PA) dan perencanaan pelaksanaan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Sedangkan nilai paket pekerjaan hanya
merupakan nilai total HPS per pekerjaan. Perencanaan umum oleh PA menghasilkan nilai paket pengadaan awal
atau rencana
nilai paket pengadaan berdasarkan pagu anggaran yang tersedia.
Untuk itu metode pengadaan yang dimasukkan dalam kebijakan umum atau rencana
umum pengadaan masih berupa rencana. Rencana nilai paket pengadaan dan rencana metode
pelaksanaan. Perencanaan pelaksanaan oleh PPK diawali oleh proses identifikasi
kebutuhan yang ujungnya melahirkan spesifikasi, HPS dan rancangan kontrak. Ini
kemudian menjadi acuan pokja menyusun dokumen pengadaan. Nilai total HPS
atau gabungan
nilai total HPS per pekerjaan akan menjadi nilai paket
pengadaan. Secara implisit dapat dikatakan bahwa nilai paket pengadaan
dapat saja berupa gabungan nilai paket pekerjaan.
Berdasarkan nilai paket pengadaan dan spesifikasi kemudian
Pokja/Pejabat menetapkan metode pengadaan yang paling tepat dilaksanakan. Untuk
itu sangat mungkin terjadi perubahan metode pelaksanaan, mengikuti perubahan
nilai paket pengadaan, dari tadinya berdasar pagu menjadi HPS. Dan ini sah
karena belum masuk kedalam dokumen pengadaan. Berbeda kalau paket pengadaan
sudah dimasukkan ke dalam dokumen pengadaan, maka tidak diperbolehkan ada
perubahan sejak batas akhir pemasukan penawaran.
2.3.
Pengalaman Kerja
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, penilaian terhadap pengalaman perusahaan dilakukan atas:
1)
pengalaman perusahaan peserta
dalam melaksanakan pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam
KAK untuk 10 (sepuluh) tahun terakhir;
2)
pengalaman kerja di Indonesia dan/atau di lokasi
proyek mendapat tambahan nilai;
3)
pengalaman tersebut diuraikan secara jelas dengan
mencantumkan informasi: nama pekerjaan yang dilaksanakan, lingkup dan data
pekerjaan yang dilaksanakan secara singkat, lokasi, pemberi tugas, nilai, dan
waktu pelaksanaan (menyebutkan bulan dan tahun);
4)
penilaian juga dilakukan terhadap jumlah pekerjaan
yang sedang dilaksanakan oleh peserta, disamping untuk mengukur
pengalaman juga dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan/kapasitas peserta yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya;
5)
pengalaman perusahaan peserta
harus dilengkapi dengan referensi dari pengguna jasa, yang menunjukkan kinerja
perusahaan peserta yang bersangkutan selama 10
(sepuluh) tahun terakhir;
6)
sub unsur Pengalaman Perusahaan yang dinilai adalah:
a)
pengalaman melaksanakan proyek/ kegiatan sejenis;
b)
pengalaman melaksanakan di lokasi proyek/kegiatan;
c)
pengalaman manajerial dan fasilitas utama;
d)
kapasitas perusahaan dengan memperhatikan jumlah
tenaga ahli tetap;
e)
[sub unsur lain yang dinilai dan
dipersyaratkan].
2.4.
Ketersediaan Tenaga Ahli
Dukungan dan ketersediaan
Tenaga Ahli adalah hal yang diprioritaskan, guna pencapaian hasil dan kualitas
kerja yang optimal. Di dalam dokumen
penawarannya informasi mengenai ketersediaan tenaga ahli masuk dalam dokumen
usulan teknis.
Dokumen usulan teknis
adalah dokumen yang sangat penting yang harus dipersiapkan oleh calon
penyedia jasa konsultasi. Berdasarkan dokumen ini kemampuan atau kompetensi
calon penyedia jasa konsultasi akan dievaluasi dan dinilai. Dan hasilnya akan
menjadi tolok ukur utama penilaian. Oleh karena itu usulan teknis harus
disusun secara cermat dan akurat berdasarkan dan mengacu kepada dokumen
permintaan usulan utama terhadap KAK.
Dokumen
usulan teknis secara garis besar berisi hal-hal sebagai berikut:
1.
Uraian
tentang pemahaman pekerjaan layanan jasa konsultasi yang diadakan dan kemampuan
untuk melaksanakannya yang didukung oleh pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan yang sejenis serta pengalaman lain yang mendukung selama kurun waktu
terakhir dengan mencantumkan : Nama instasi pengguna, nama proyek/kegiatan,
lingkup proyek/kegiatan dan data, lokasi proyek/kegiatan, nilai kontrak, serta
waktu pelaksanaan, jumlah pekerjaan yang sedang dikerjakan penyedia jasa
konsultasi saat usulan dibuat
2.
Uraian
tentang pendekatan, metodologi dan rencana pelaksanaan pekerjaan jasa
konsultasi yang akan dilaksanakan. Dalam uraian tentang pendekatan, metodologi
disamping menggambarkan metode dan analisis yang digunakan akan lebih bagus
apabila dikemukakan inovasi dan gagasan baru yang dapat meningkatkan kualitas
keluaran yang relevan, berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang ada. Rencana
pelaksanaan menggambarkan cara, urutan pelaksanaan pekerjaan teknis, jadwal
pekerjaan, dan jadwal penugasan tenaga ahli
3.
Kualifikasi
tenaga ahli yang akan ditugaskan melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi
tersebut, yang dilengkapi dengan Curriculum Vitae (CV) dari masing-masing
tenaga ahli bersangkutan. CV memuat informasi mengenai posisi penyedia jasa
konsultasi, nama, umur, kewarganegaraan, pengalaman, kemampuan bahasa, dan masa
kerja pada perusahaan
4.
Tatalaksana
dan penugasan tenaga ahli disertai dengan uraian tugas, tanggung jawab serta
jadwal penugasan tenaga ahli. Selain dari pada itu penyedia jasa konsultansi
harus menjamin ketersediaan tenaga ahli dengan melampirkan : a). Pernyataan
bahwa tenaga ahli yang diusulkan tersedia, b). Pernyataan kesanggupan tenaga
ahli oleh yang bersangkutan
5.
Kebutuhan
peralatan dan fasilitas untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang tidak
disediakan pengguna jasa
6.
Jenis,
jumlah dan kapan laporan disampaikan kepada pihak pengguna
2.5. Penelitian
Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian
yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu :
Angga (2004) malakukan penelitian tentang analisis pengaruh nilai
pekerjaan dan ketersediaan tenaga ahli terhadap pemilihan rekanan pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kebumen. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan metode statistik deskriptif, metode statistik
inferensial dan metode analisa korelasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
pekerjaan tidak begitu berpengaruh terhadap pemilihan rekanan pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kebumen akan tetapi dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain.
Nuryanto (2003) melakukan penelitian tentang pengaruh nilai pekerjaaan
dan pengalaman kerja terhadap pemilihan rekanan (studi kasus pada Kementerian
Perhubungan). Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Menggunakan 5 sampel perusahaan dengan menganalisis proses pemilihan
rekanan tahun 1997-2002. Dalam penelitiannya Nuryanto (2003) menggunakan
analisis regresi linier berganda yang hasilnya menunjukkan bahwa secara
simultan faktor nilai pekerjaaan dan pengalaman kerja terbukti memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap pemilihan rekanan pada Kementerian
Perhubungan. Sedangkan secara parsial hanya variabel nilai pekerjaan tidak
berpengaruh positif terhadap variabel pemilihan rekanan.
Yudi (2003) melakukan penelitian mengenai pengaruh nilai pekerjaan dan
pegalaman kerja terhadap proses pemilihan rekanan di Dinas Pariwisata Kota
Semarang. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang pernah
menjadi mitra kerja Dinas Pariwisata Kota Semarang, yaitu sebanyak 18
perusahaan. Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis regresi
linier berganda. Hasilnya bahwa variabel nilai pekerjaan dan pegalaman kerja
diduga mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu proses pemilihan rekanan
di Dinas Pariwisata Kota Semarang 2000-2003.
2.6.
Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya adalah suatu anggapan yang mungkin benar dan
sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, pemecahan persoalan maupun
dasar penelitian lebih lanjut (J.Supranto, 2001), anggapan sebagai satu
hipotesis juga merupakan data tetapi karena kemungkinan bisa salah, apabila
akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji dahulu dengan
memakai data hasil observasi.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Hipotesis
1 : Terdapat hubungan antara nilai pekerjaan terhadap pemilihan Perusahaan
Rekanan Instansi Pemerintah di Sekretariat Kabinet.
Hipotesis
2 : Terdapat hubungan antara pengalaman kerja terhadap pemilihan Perusahaan
Rekanan Instansi Pemerintah di Sekretariat Kabinet.
Hipotesis
3 : Terdapat hubungan antara ketersediaan tenaga ahli terhadap pemilihan Perusahaan
Rekanan Instansi Pemerintah di Sekretariat Kabinet.
Hipotesis 4
: Terdapat hubungan
antara nilai pekerjaan,
pengalaman kerja dan ketersediaan tenaga ahli secara bersama-sama
terhadap pemilihan Perusahaan Rekanan Instansi Pemerintah di Sekretariat
Kabinet.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua nilai baik hasil
perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada
karakteristik tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas (Usman,
2003: 181). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
pernah menjadi rekanan di Instansi Pemerintah Sekretariat Kabinet RI periode
waktu 2005-2011 di mana data diperoleh dari sumber data sekunder. Sumber data
sekunder adalah data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua
atau tangan kedua (Usman, 2003: 20).
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan
dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 1999: 57). Teknik
penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive
sampling. Teknik ini ditentukan untuk memilih anggota sampel secara khusus
berdasarkan tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan oleh peneliti.
Adapun kriteria-kriteria dipilihnya anggota populasi menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam kelompok pemenang
dalam proses lelang dengan nilai di atas 100 juta rupiah, yang mencantumkan profil
perusahaannya secara lengkap. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, dari tahun
2005-2011, ternyata terdapat 43 perusahaan, namun untuk memenuhi kebutuhan
analisis yaitu syarat distribusi normal maka perusahaan-perusahaan yang
memiliki data tidak lengkap atau terlalu ekstrim tidak masuk dalam sampel
penelitian. Dari 43 perusahaan tersebut terdapat 17 perusahaan yang memenuhi
peryaratan tersebut.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian (Suryabrata, 2003: 25). Ada dua variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas yang
selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependen atau variabel
tidak bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol Y.
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang diduga
mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi:
a. Nilai pekerjaan (X1)
b.
Pengalaman Kerja (X2)
c. Ketersediaan Tenaga Ahli (X3)
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemiihan rekanan di
instansi pemerintah.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan hasil
pengadaan di Sekretariat Kabinet dan data-data perusahaan yang ikut dalam
proses pengadaan tersebut.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi-informasi
dari perusahaan peserta pengadaan serta informasi dari panitia pengadaan
didukung laporan hasil penelitian ilmiah dan jurnal penelitian ilmiah.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini adalah metode dokumentasi. Metode
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
kepada subjek penelitian (Suhartono, 1999:70). Metode ini dilakukan dengan
mencatat atau mengumpulkan data-data yang tercantum pada laporan hasil pengadaanbeserta
dokumen-dokumen pendukungnya yang berupa data company profile perusahaan-perusahaan
yang pernah mengikuti kegiaan pengadaan di lingkungan Sekretariat Kabinet.
3.5. Metode Analisis Data
Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat diinterpretasikan dan
mudah dipahami adalah:
1. Analisis
Deskriptif
Penggunaan
analisis deskriptif ini ditujukan untuk mengetahui gambaran kondisi nilai
pekerjaan, pengalaman kerja, dan ketersediaan tenaga ahli terhadap proses
pemilihan rekanan melalui kondisi perusahaan
yang dikomparasikan secara eksternal, yaitu melibatkan satu perusahaan yang
dibandingkan dengan kondisi rata-rata dari seluruh objek penelitian.
2.
Uji t atau Uji Parsial
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh dari masing-masing variabel
independen yang terdiri atas nilai pekerjaan, pengalaman kerja, dan ketersediaan
tenaga ahli terhadap proses pemilihan rekanan yang merupakan variabel dependennya.
Seperti halnya dengan uji hipotesis secara simultan, pengambilan keputusan uji
hipotesis secara parsial juga didasarkan pada nilai probabilitas yang
didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik
(Santoso 2004:168) sebagai berikut:
a). Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
b). Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.
3. Uji F atau Uji Simultan
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi dengan
menggunakan hipotesis statistik. Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai
probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS
Statistik Parametrik (Santoso 2004:168) sebagai berikut:
a). Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
b). Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.